Gambar/Ilustrasi: Andrea Piacquadio on Pexels
📖1 Samuel 17:32
(32) Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”
(Ayat Kunci 17 : 32-39)
Kisah ini berawal dari perubahan strategi perang yang dilakukan oleh Bangsa Filistin setelah serangkaian kekalahan dalam peperangan secara komunal yang melibatkan banyak bala tentara melawan Israel. Karena strategi tersebut tidak berhasil, maka strategi perang diubah menjadi pertempuran satu lawan satu. Filistin sangat optimis dan berani melakukannya karena memiliki Goliat, seorang tentara yang perawakannya sangat besar sehingga timbul keyakinan bahwa tidak akan ada tentara Israel yang mampu mengalahkannya. Di bagian inilah bangsa Israel berhadapan dengan “tembok” di mana seolah tidak ada jalan untuk memenangkan pertempuran satu lawan satu yang bukan menjadi keahlian mereka. “Tembok” itu berupa krisis iman yang membuat mereka seakan lupa akan Allah yang selama ini menyertai mereka.
Selama empat puluh hari, Goliat; sang pahlawan Filistin terus menerus menebar ketakutan dengan mengejek barisan tentara Allah, dan tidak ada satu pun dari tentara Israel yang berani maju melawannya. Tiba-tiba datanglah seorang anak muda yang tidak terkenal rekam jejaknya masuk ke medan perang untuk membawa bekal bagi kakaknya yang sedang berperang. Profesinya adalah gembala domba, perawakannya kecil, kulitnya kemerahan, sama sekali tidak memiliki latar belakang militer dan sangat tidak meyakinkan jika harus maju bertarung melawan Goliat. Bahkan, pada bagian Alkitab lain (I Samuel 16:11) dicatat bahwa ketika nabi Samuel datang kepada Isai (ayah Daud) mencari Raja untuk menggantikan Saul, Daud merupakan kandidat terakhir yang dibawa kepada Samuel, karena ayahnya sendiri tidak percaya akan kapasitas Daud.
Alkitab mencatat (ayat 26), melihat bangsa Israel berhadapan dengan “tembok krisis iman” selama empat puluh hari, Daud sangat marah melihat Tuhannya diolok-olok. Tidak ada satupun yang berani bertempur mempertahankan imannya, seolah-olah tentara Israel adalah orang yang tidak memiliki Tuhan yang sanggup membela mereka.
Misi: Siap menghadapi Krisis Iman
Doa: Tuhan tolong kami dalam melewati krisis iman supaya kami tetap mengandalkan kepada-Mu. Amin🙏
Disusun oleh: Anastasia H. Djena, M.Miss. (Bidang 4 MPK Indonesia: Komisi Doa dan Misi)