1 Samuel 4:2-4, 10-11
“Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: ”Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian Tuhan, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub; kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.”
Ketika Bangsa Israel terpukul kalah oleh Bangsa Filistin dan menewaskan empat ribu orang di medan pertempuran maka mereka berseru dan mempertanyakan kepada Tuhan, mengapa mereka dikalahkan dan Allah tidak menolong mereka. Lalu apa yang mereka lakukan selanjutnya dalam mencari solusi? Mereka mengambil tabut perjanjian dari Silo.
Apakah Tabut Perjanjian itu? Tabut Perjanjian merupakan Tabut yang dibuat atas perintah Allah sebagai tanda kehadiran Allah ditengah-tangah umatNya yang pembuatannya diatur oleh Tuhan dalam Keluaran 25:10-22.
Jadi untuk menghadirkan hadirat Tuhan maka pemikiran mendesak mereka, memindahkan Tabut Perjanjian sehingga hadirat Tuhan nyata atas mereka jadi ketika berperang mereka dapat menang melawan Bangsa Filistin.
Tabut yang merupakan lambang kehadiran Tuhan tentunya akan menolong Bangsa Israel untuk memperoleh kemenangan, tetapi apakah benar demikian? Ternyata tidak, bahkan lebih banyak Orang Israel yang mati dalam pertempuran itu yaitu sebanyak tiga puluh ribu orang dan Tabut itu dirampas oleh Bangsa Filistin.
Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi? Bukankah dengan adanya Tabut Perjanjian yang merupakan lambang kehadiran Tuhan maka semuanya akan berjalan dengan baik? Tetapi apa yang mereka lakukan tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Apa yang salah? Ketika Tabut Perjanjian dijadikan ilah untuk memenuhi keinginan mereka maka tentunya Allah sangat murka dan mempermalukan mereka dengan mengijinkan Tabut itu dicuri dan diletakkan sejajar dengan ilah Bangsa Filistin (1 Samuel 5:2)
Ketika Kehadiran Tuhan hanya dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan kita maka kita menempatkan Allah bukan sebagai Yang Berkuasa dan Maha Mulia tetapi sebagai alat yang ketika diperlukan maka akan dikeluarkan dan digunakan.
Saat kita dalam pergumulan maka kita mengeluarkan Tuhan dan menjadikanNya sebagai alat dalam menjawab seruan doa kita maka sesungguhnya kita sama seperti Bangsa Israel.
Tuhan Yesus yang telah berkorban dan mengasihi kita tidak bisa kita jadikan alat untuk pemenuhan kebutuhan saat terdesak belaka, tetapi menyadari penuh bahwa DIA adalah Tuhan dan Allah yang kita sembah dengan penuh ucapan syukur. Dengan menjalin hubungan intim dengan Tuhan, akan membuat doa-doa kita tidak hanya berisi keluhan tetapi penuh dengan ucapan syukur.
Selain itu, kita pasti memiliki kerinduan untuk lebih mengenal Tuhan melalui FirmanNya dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam sehingga kita akan semakin mengerti jalan-jalanNya dan tidak berpikir hanya sesuai dengan pengertian kita sendiri.
Waspada terhadap ilah rohani, yang menjadikan agama dan keinginan kita sebagai ilah dan dalih untuk tidak menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.
Misi: Tidak menjadikan Tuhan sebagai alat pemenuhan kebutuhan kita tetapi mau mengenalNya dengan benar melalui persekutuan yang intim bersama Kristus
Doa: Tuhan yang mengasihi kami, kami mengucap syukur atas segala sesuatu yang telah terjadi dalam hidup kami. Ampunilah jika kami masih disesatkan oleh pemikiran yang mau menjadikan kehadiran Allah dalam hidup kami sebagai alat pemenuhan keinganan belaka. Kami memohon pertolonganMu sehingga kami dapat memiliki hubungan yang semakin erat dengan Engkau, yang memampukan kami bekerja bersamaMu untuk kepentingan Kerajaan Tuhan. Didalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa, Amin.
Gambar/Ilustrasi:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling