Gambar/Ilustrasi: Pexels
đź“–Mazmur 90:1-14
(1) Doa Musa, abdi Allah.
Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami
turun-temurun.
(2) Sebelum gunung-gunung dilahirkan,
dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
(3) Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!”
(4) Sebab di mata-Mu seribu tahun
sama seperti hari kemarin, apabila berlalu,
atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
(5) Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
(6) di waktu pagi berkembang dan bertumbuh,
di waktu petang lisut dan layu.
(7) Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu,
dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.
(8) Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu,
dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
(9) Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu,
kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
(10) Masa hidup kami tujuh puluh tahun
dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,
dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
(11) Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu
dan takut kepada gemas-Mu?
(12) Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
(13) Kembalilah, ya TUHAN–berapa lama lagi? —
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
(14) Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
Pemazmur menulis, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun” (Mzm. 90:10). Ini adalah kiasan untuk mengatakan bahwa berapa pun usia kita, kehidupan kita di bumi ini sungguh terbatas. Hidup kita ada dalam kedaulatan tangan Allah yang penuh kasih (ay. 5). Namun, di alam rohani, kita diingatkan tentang apa itu sebenarnya “waktu Allah”: “Bagi-Mu seribu tahun seperti satu hari, hari kemarin yang sudah lewat” (ay. 4 BIS).
Dalam pribadi Yesus Kristus “masa hidup” telah diberi arti yang sama sekali baru: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). Kata “beroleh” di sini berlaku kapan saja: masa kini, dalam hidup kita sekarang yang sarat kesulitan dan air mata, masa depan kita diberkati, dan masa hidup kita tidak terbatas.
Karena itu kita bersukacita, dan bersama pemazmur berdoa, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami” (Mazmur 90:14)
Misi : Menggunakan Masa Hidup dengan Berarti dan Bijaksana
Doa : Tuhan ajar kami menghitung hari-hari kami sedemikian supaya kami beroleh hati yang bijaksana. Amin 🙏
Disusun oleh: Anastasia H. Djena, M.Miss. (Bidang 4 MPK Indonesia: Komisi Doa dan Misi)