đź“–Yeremia 31:3
“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”
Memahami siapa Tuhan dan bagaimana Dia mengasihi manisia yang berdosa dengan kasih-Nya yang kekal merupakan dasar bagi kehidupan yang penuh dengan pengharapan.
Namun, juga penting bagi kita untuk mengakui siapa diri kita sebenarnya. Manusia sangat dikasihi Tuhan, terlepas dari semua kesalahan dan kegagalan yang pernah kita buat.
Tuhan sudah tahu segalanya tentang kita. Dia hanya ingin kita jujur kepada diri kita sendiri.
Kebenarannya adalah kita semua telah bercacat cela. Kita hidup di dunia yang telah rusak. Roma 3:23 mengatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
Jauh di lubuk hati, kita semua tahu ini. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Namun, sering kita tidak bersikap jujur dan menghabiskan banyak energi kita untuk mencoba menyembunyikan kekurangan kita tersebut.
Lukas 12:2 mengingatkan kita, “Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” Pada akhirnya, kebenaran akan terungkap, jadi mengapa harus berpura-pura? Pada akhirnya, kita semua akan menyadari bahwa kita berada di perahu yang sama—kita telah rusak, bercacat cela dan membutuhkan kasih karunia Tuhan.
Tetapi itu bukanlah keseluruhan ceritanya. Meskipun kita bercacat cela. Kita juga dikasihi oleh Tuhan, pribadi yang paling mengenal kita. Kasih TUHAN berbeda dengan kasih manusia.
Kasih manusia kasih yang bersyarat, sebaliknya kasih Tuhan tanpa syarat dan diberikan dengan cuma-cuma. Yeremia 31:3 mengatakan, “Dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Apa pun yang terjadi, Tuhan tidak akan pernah berhenti mengasihi Anda.
Alkitab juga mengatakan, “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:24). Pengampunan-Nya adalah anugerah, bukan sesuatu yang dapat Anda usahakan.
Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk membuat Allah lebih mengasihi kita dan tidak ada yang dapat kita lakukan untuk membuat-Nya kurang mengasihi kita. Dia sudah mengasihi kita sebanyak kita dapat dikasihi—dengan kasih yang tak terbatas dan kekal.
Jika kita belum menerima anugerah ini, mulailah dengan doa sederhana ini: “Tuhan, aku ingin pengampunan-Mu. Aku ingin memiliki hubungan yang dalam dengan-Mu dan kehidupan yang hanya seturut dengan kehendak-Mu.” Itulah dasar untuk harapan sejati.
Bagi mereka yang telah mengetahui kebenaran ini, keadaan dan permasalahan hidup masih bisa membuat mereka merasa tidak dikasihi. Namun, kebenaran yang paling kekal tentang kita adalah ini: kita dikasihi oleh Tuhan.
Renungkan hal ini:
- Mengapa memahami kasih Tuhan yang kekal penting untuk menjalani hidup yang penuh pengharapan?
- Bagaimanakah memahami perbedaan antara kasih Tuhan yang tanpa syarat dan kasih manusia yang bersyarat akan mengubah hidup Anda?
Misi: Bersyukur untuk kasih yang kekal dari TUHAN.
Doa: Ya Bapa, tolong kami mengerti Pengharapan yang sejati datang dari melihat siapa diri kita sebenarnya. Kami adalah orang berdosa yang bercacat cela, tetapi sangat dikasihi oleh Tuhan. Tolong kami Pegang teguh kebenaran ini setiap hari, apa pun yang terjadi dalam hidup kami Tuhan adalah Allah yang memgasihi kami dengan kasih yang kekal. Dalam nama Tuhan Yesus.Amin.