đź“– Mazmur 145:3
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji.
Dalam satu hari, umumnya orang mengecek ponselnya sebanyak 150 kali. Bayangkan sejenak hal tersebut. Ada yang menyita perhatian kita, dan bisa jadi hal itu tidak membawa kebaikan bagi kita. Itulah yang diyakini Tristan Harris.
Tristan Harris adalah salah satu narasumber dalam film yang dibintangi oleh tokoh-tokoh ternama di bidang teknologi, yaitu mereka yang memperkenalkan kita kepada “media sosial.”
Akan tetapi, alih-alih memberikan pujian, mereka justru menyuarakan peringatan, dengan menyebut realitas kita hari ini (dan juga menamai filmnya) sebagai The Social Dilemma (Dilema Sosial). “Kita adalah produknya. Perhatian kita adalah produk yang diperjualbelikan kepada para pemasang iklan.”
Kita tentu memberikan perhatian kita kepada sesuatu yang kita anggap berharga atau layak. Namun, tidak jarang apa yang kita berikan perhatian itu bisa jadi sesuatu yang akhirnya kita puja.
Kata dilema mengindikasikan situasi ketika sebuah keputusan harus diambil. Percaya atau tidak, kita menghadapi dilema serupa dalam kehidupan spiritual kita, tentang satu keputusan yang kita harus buat setiap hari:
Siapa atau apa yang akan mendapatkan perhatian saya?
Dengan kata lain:
Siapa atau apa yang akan saya puja?
Pemazmur jelas menentukan pilihannya:
“Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya” (Mazmur 145:2).
Ayat selanjutnya menjelaskan alasannya:
“Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga” (ayat 3).
Misi: Meneladani Pemazmur yang percaya bahwa tidak ada satu pun yang dapat menandingi kebesaran Allah, sehingga ia memberikan seluruh perhatiannya kepada TUHAN.
Doa: Ya Bapa, Engkau saja, ya Allah, yang layak menerima pujianku. Tidak ada yang sebanding dengan-Mu. Tidak ada yang lain — hanya Allah yang layak menerima pujian kita.
Demi Kristus kami berdoa.