đź“–Lukas 12:15
“Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Dalam Lukas 16, diceritakan seorang bendahara dituduh menyalahgunakan uang tuannya dan diminta untuk memberikan pertanggungjawaban. Bendahara tersebut kemudian menyusun rencana. Ia memutuskan untuk mencari beberapa teman yang akan mengurusnya jika ia dipecat dengan cara mengurangi utang setiap orang yang berutang kepada tuannya.
Ketika tuannya mendengar apa yang dilakukan sang bendahara, dia “memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (Lukas 16:8).
Menjadi cerdik berarti cerdas, taktis, dan banyak akal, dan Tuhan ingin kita belajar untuk menjadi cerdas secara Alkitabiah dengan uang kita.
Kisah ini mengajarkan empat hal yang tidak boleh kita lakukan dengan uang kita.
Jangan hamburkan uang Anda. Lukas 16:1 mengatakan, “Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.” Segala sesuatu yang kita punya termasuk uang kita adalah milik Tuhan dan merupakan anugerah Tuhan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati agar tidak menyia-nyiakan apa yang menjadi milik tuan kita.
Jangan mencintai uang kita. Kita harus memutuskan apa yang lebih utama dalam hidup kita Tuhan atau menghasilkan banyak uang. Kita tak bisa menjadikan keduanya sebagai prioritas utama kita.
Alkitab mengatakan, “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon”(Lukas 16:13).
Jangan percaya pada uang kita. Berapapun banyaknya uang yang kita punyai akan selalu ada peluang untuk kita kehilangannya. Si bendahara segera menyadari hal itu dalam Lukas 16:3: “Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.”
Jangan berharap uang kita akan memuaskan kita. Jika kita berpikir memiliki lebih banyak uang akan membuat kita lebih bahagia, lebih aman, atau lebih berharga, kita salah arah! Uang tidak akan pernah memuaskan: “Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya ?” (Pengkhotbah 5:10).
Jika kita ingin menjadi cerdik atas segala sesuatu yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita, mulailah dengan menghindari keempat hal ini saat kita mengelola uang kita.
Renungkan hal ini:
Bagaimana kita akan membelanjakan uang kita secara berbeda setelah kita tahu bahwa semua uang kita sepenuhnya adalah milik Tuhan?
Jika orang lain melihat cara hidup kita dan cara kita mengatur uang kita, apa yang akan mereka katakan yang paling penting buat kita?
Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi ambisius dan juga puas dengan penghasilan kita pada saat yang bersamaan?
Jika kita tidak mau khawatir, pusat hidup kita haruslah sesuatu yang tidak akan pernah bisa direnggut dari kita. Dan hanya ada satu hal yang tak akan lenyap: kasih Tuhan atas kita.
Misi: Menjadikan TUHAN sebagai pusat hidup kita dan tidak bergantung hidup pada materi dan harta benda kita
Doa: Ya Bapa, tolong kami tidak berharap pada uang kami untuk memuaskan hidup kami. Jika kami berpikir memiliki lebih banyak uang akan membuat kami lebih bahagia, lebih aman, atau lebih berharga, kami mohon ampun karena kami salah arah. Bawa hidup kami untuk selalu menjadikan ENGKAU TUHAN sebagai PUSAT HIDUP kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.