📖 Mazmur 37:7a “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;”
Bayangkan kita sedang berdiri di atas bukit sendirian. Sebuah sungai kecil mengalir di samping, terdengar burung-burung berkicau gembira. Matahari menyinari wajah kita, dan hembusan angin bertiup lembut di pipi kita. Segalanya terlihat tenang dan sunyi, tetapi pikiran kita sedang berpacu menghadapi pekerjaan yang belum selesaikan. Kerap kali, meskipun kita berada di tempat yang hening, suara dari pikiran kita sendiri mencegah kita menikmati apa yang terjadi di sekeliling kita.
Apakah yang kita butuhkan untuk berhenti sejenak, menenangkan kebisingan, dan menjadi tenang? Melalui ketenangan, kita belajar untuk memperhatikan apa yang Allah kerjakan di dalam kita dan di sekeliling kita. Namun ketenangan itu sekaligus aktif dan pasif. Ketenangan mengijinkan Allah untuk memfokuskan kembali pandangan kita dan menyetel telinga kita kepada suara-Nya sembari kita memberi-Nya kebisingan di dalam diri kita. Ketenangan membutuhkan penyerahan kekhawatiran, keprihatinan, dan masalah-masalah kita kepada Allah sembari mengijinkan Dia untuk memfokuskan kembali hati kita kepada-Nya.
Kita makin diperlengkapi untuk memberi kemuliaan kepada Allah karena kuasa-Nya bekerja di dalam hidup kita karena kita mulai menyadari apa yang Allah telah kerjakan di dalam hidup kita. Mari, berlatih untuk menyerahkan kepada Allah hal apapun yang muncul dalam pikiran serta menyediakan ruangan untuk mendengarkan suara Allah.
Misi: Menyediakan ruangan untuk mendengarkan suara Allah.
Doa: Tuhan, terima kasih Engkau Allah yang hadir dalam setiap situasi hidup kami. Kami mau belajar menyerahkan segala kebisingan hidup kami kepada-Mu ya Allah dan menggantikannya dengan ketenangan yang Engkau anugerahkan. Kami mau menyediakan ruangan dalam hati kami untuk selalu mendengarkan suara-Mu ya Tuhan. karena Engkau selalu bersama kami dan ada di dalam kami. Di dalam ketenangan Engkau menyediakan kedamaian bagi kami ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin