Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: BERDOA DAN BEKERJA (PRAY AND WORK)


đź“–Nehemia 2:20
“Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil. Kami, hamba-hamba-Nya, siap untuk membangun.”

Hari ini kita belajar kitab Nehemia, kitab yang penuh dengan semangat kepemimpinan, pemulihan, dan pembangunan kembali tembok Yerusalem.

Nehemia menunjukkan bahwa iman yang tulus tidak hanya diwujudkan dalam doa, tetapi juga dalam kerja keras dan tanggung jawab terhadap umat.

1. Mengenal Kitab Nehemia

Kitab Nehemia merupakan kelanjutan langsung dari kitab Ezra. Sementara Ezra berfokus pada pemulihan ibadah dan hukum Taurat, Nehemia menekankan pada pemulihan sosial dan fisik umat Allah, khususnya pembangunan kembali tembok Yerusalem.

Ditulis dengan gaya otobiografi, kitab ini menggambarkan pergumulan batin, kepemimpinan yang berani, serta ketekunan dalam menghadapi tantangan dari luar dan dalam. Nehemia adalah seorang juru minuman raja Persia yang terpanggil untuk kembali ke Yerusalem dan memulihkan kota suci.

2. Ringkasan Nehemia 1–3

Nehemia 1: Doa Seorang Pemimpin

Nehemia menerima kabar menyedihkan bahwa tembok Yerusalem masih runtuh dan gerbang-gerbangnya terbakar. Ia menangis, berpuasa, dan berdoa kepada Tuhan dengan hati yang hancur. Dalam doanya, Nehemia mengakui dosa bangsanya dan memohon belas kasihan Tuhan. Ia tidak hanya berdoa untuk keselamatan, tetapi juga memohon keberanian untuk bertindak.

Nehemia 2: Izin Raja dan Tindakan Awal

Setelah berdoa selama beberapa waktu, Nehemia meminta izin kepada Raja Artahsasta untuk kembali ke Yerusalem. Ia mendapat dukungan luar biasa, termasuk surat perlindungan dan bahan bangunan.

Setibanya di Yerusalem, Nehemia diam-diam meninjau keadaan tembok, lalu mengajak pemimpin-pemimpin lokal untuk membangun kembali. Meskipun ada ejekan dan perlawanan dari Sanbalat dan Tobia, Nehemia berdiri teguh: “Tuhan semesta langit akan membuat kami berhasil.”

Nehemia 3: Pembangunan yang Bersama-Sama

Pasal ini mencatat bagaimana setiap kelompok, keluarga, dan profesi mengambil bagian dalam pembangunan tembok. Imam, tukang emas, tukang rempah-rempah, hingga perempuan pun ikut bekerja. Masing-masing membangun bagian mereka sendiri, mencerminkan kesatuan visi dan gotong royong yang luar biasa. Pemulihan terjadi ketika semua umat bersatu dan bekerja bersama.

3. Pelajaran Penting

1. Pemulihan besar dimulai dari hati yang hancur dan berdoa kepada Tuhan

Nehemia tidak langsung bertindak. Ia memulainya dengan doa yang jujur dan rendah hati. Ini menunjukkan bahwa pemimpin rohani bukan hanya pandai menyusun strategi, tetapi juga tahu bagaimana tersungkur di hadapan Tuhan.

2. Tugas besar hanya bisa diselesaikan ketika setiap orang mengambil bagian

Nehemia tidak membangun sendiri. Ia memobilisasi semua orang—tanpa memandang posisi untuk ikut serta. Pemulihan keluarga, gereja, dan masyarakat pun akan terjadi bila semua orang ikut terlibat dengan kesadaran dan kerelaan hati.

Nehemia tidak mengandalkan kekuatan manusia, tetapi bersandar penuh kepada Tuhan. Ini menggemakan Mazmur 127:1:

“Jika bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.”

Apakah kita sedang membangun tembok rohani dan integritas dalam hidup kita, atau membiarkannya terus runtuh karena keputusasaan? Tuhan memanggil kita untuk berdoa, lalu bangkit dan bertindak.

Misi: Tuhan yang membangkitkan hati pemimpin dan kehidupan iman kita yang aktif dengan berdoa dan bekerja.

Doa: Ya Bapa, Kami bersyukur untuk teladan Nehemia yang mengajarkan bahwa doa dan tindakan berjalan beriringan. Bangkitkan semangat kami untuk membangun kembali bagian-bagian hidup kami yang runtuh, dan jadikan kami umat yang saling menopang. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *