đź“–Galatia 4:7
”Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Kristus”
Kisah kuno: “Ada seorang lelaki, Astyages, berniat membunuh pangeran, anak raja, yang masih bayi. Pangeran itu bernama Cyrus. Astyages memanggil seorang prajurit dan menyuruhnya membunuh bayi itu. Prajurit tersebut kemudian menyerahkan bayi itu kepada seorang gembala untuk menaiki gunung dan menaruh bayi itu di atas supaya mati kedinginan”.
Tetapi gembala dan istrinya justru mengambil bayi itu dan memeliharanya seperti anak mereka sendiri. Karena dibesarkan dalam keluarga petani, pangeran itu mengira bahwa gembala itu orangtua sebenarnya. Ia tidak menyadari darah bangsawan dan garis keturunan raja ada dalam dirinya. Karena pola pikirnya sebagai petani, ia pun hidup seperti petani.
Banyak pengikut Kristus tidak menyadari bahwa mereka adalah ahli waris raja. Menjadi murid Kristus bukan pilihan tetapi anugerah, ”Bukan kita yang memilihNYA, tetapi DIA, Sang Raja (Ratu Adil) yang memilih kita (Yohanes 15:16). Oleh iman kepada Kristus kita memiliki hak waris, “Hidup Sebagai Anak Raja”.
Tetapi pola pikir sebagai petani rohani yang miskin dijalaninya dalam hidup sesehari, bukan sebagai anak raja. Menurut Rasul Paulus, pengikut Kristus “adalah anak-anak Bapa Surgawi karena iman di dalam Yesus Kristus” (Galatia 3:26). Apa warisan yang kita terima dan kita teruskan “Hidup Sebagai Anak Raja?” Satu dan satu-satunya yang berbeda dengan orang lain adalah Karakter Kristus!
Sudahkan itu tercermin dalam setiap ungkapan hati, pikiran, ucapan dan sikap kita, hingga dirasakan oleh lingkungan kita bahwa kita adalah murid Kristus.
Misi: Menjadi anak Tuhan sebagai ahli waris oleh Kristus yang Mencerminkan Karakter Kristus diproses menjadi serupa dengan Kristus.
Doa: “Ya Tuhan, tolong kami untuk ingat bahwa kami adalah anak Tuhan yang juga adalah ahli-ahli waris, oleh Kristus” Ajarlah kami hidup sesuai dengan kebenaran dan menjadi saksi-Mu dengan Menyatakan karakter Kristus dalam hidup Kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling