📖Yeremia 18:4-6
(4) Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. (5) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: (6) “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Kita, manusia berdosa, ibarat bejana yang rusak. Tuhan ibarat tukang periuk, yang berhak menghancurkan bejana yang rusak dan kemudian membentuk kembali menjadi baru.
Tuhan Allah memiliki kedaulatan secara utuh atas diri kita. Dia dapat membentuk kita menjadi seperti yang diinginkan-Nya.
Peristiwa yang menyakitkan, menyedihkan, menyesakkan dan menguras emosi itu mungkin membuat kita merasa hancur.
Meski demikian, semua itu sesungguhnya hanyalah cara Tuhan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang sesuai dengan rancangan-Nya.
Bukankah kesabaran teruji jika kita berhasil menjalani proses yang tak mudah? Dan kesetiaan teruji saat situasi tidak baik-baik saja? Pun pengenalan kita akan Tuhan, akan semakin dalam ketika kita mengalami-Nya secara pribadi.
Karena itu, kita membutuhkan pergumulan sebagai sarana berproses.
SESULIT APA PUN, TUHAN TIDAK PERNAH BERMAKSUD MENGHANCURKAN KITA. IA SEDANG MEMBENTUK, MEMPERBARUI HIDUP KITA MENURUT RANCANGAN-NYA.
Misi : Siap dibentuk Tuhan menjadi bejana yang indah.
Doa : Bapa surgawi, kami manusia berdosa, kami bejana yang rusak. Kami serahkan hidup kami sebagai bejana di tangan-Mu Bapa. Bentuklah kami sebagai bejana-Mu yang indah untuk kemuliaan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.