📖Kisah Para Rasul 20:35
(35) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Orang-orang menghitung berkat mereka berdasarkan berapa banyak yang telah mereka terima untuk memuaskan diri mereka sendiri yang benar-benar merupakan gagasan yang berpusat pada diri sendiri. Tentu saja menerima adalah berkat tetapi berkat tidak semuanya tentang menerima. Berkat yang sesungguhnya bukanlah berapa banyak yang kita terima untuk “diri” kita, tetapi berapa banyak yang kita berikan (Kisah Para Rasul 20:35)
Jika kita mampu memberikan waktu, tenaga, kesehatan, kekayaan, dan semua yang kita miliki kepada yang membutuhkan maka kita benar-benar diberkati. Berkat sejati terwujud dalam tindakan kita.
Siapa pun dapat memberi sedikit dari kelimpahannya tetapi berbahagialah mereka yang memberi dari kekurangan mereka! Ini tentang berapa banyak yang kita berikan dari berapa banyak yang kita miliki! Berkat yang sesungguhnya bukanlah seberapa besar hartamu tapi seberapa luas hatimu! Janda miskin itu diberkati lebih dari semua jutawan di luar sana karena hatinya yang murah hati dan karena persembahannya yang dipuji.
“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (Matius 5:7)
Misi: Belajar memberi dengan sukacita dan rela hati.
Doa: Ya TUHAN, tolong kami untuk dapat menjadi orang yang berbahagia dengan cara memberi. Berilah kemurahan hati dalam diri kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling