đź“–Kejadian 12:1-3
Abram dipanggil Allah
(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Â
Ketika Tuhan memanggil Abraham untuk meninggalkan negerinya, dari sanak saudaranya, Tuhan tidak hanya meminta perubahan tempat tetapi juga perubahan seluruh hidupnya.
Ini adalah panggilan untuk melepaskan apa yang sudah dikenal dan nyaman untuk mengikuti rencana Tuhan yang belum sepenuhnya ia ketahui.
Abraham dihadapkan pada tantangan besar: yang Dimana ia harus meninggalkan zona nyaman, merelakan semua yang ia kenal, dan melangkah menuju sesuatu yang tidak diketahuinya.
Di dalam kehidupan kita, Tuhan sering kali memanggil kita untuk meninggalkan kebiasaan atau situasi yang membuat kita nyaman dan mengejar rencana-Nya yang lebih besar, meskipun kita tidak selalu melihat secara keseluruhan.
Namun, seperti Abraham, kita dipanggil untuk menanggapi dengan iman—percaya bahwa Tuhan yang memanggil kita juga akan memandu kita melalui setiap pergumulan dan memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan yang ada.
Abraham tidak hanya mendengar panggilan Tuhan, tetapi ia juga menanggapi dengan iman. Keberanian Abraham untuk meninggalkan Haran dan mengikuti Tuhan menunjukkan iman yang mendalam.
Abraham percaya pada panggilan Tuhan, meskipun ia tidak tahu ke mana ia akan pergi. Iman bukan hanya tentang percaya pada Tuhan ketika segala sesuatunya baik-baik saja, tetapi juga tentang mempercayai-Nya ketika kita tidak memiliki semua jawaban.
Ketika Tuhan memanggil kita, iman kita diuji dalam tindakan dan keputusan kita, apakah kita bersedia untuk percaya dan melangkah meskipun jalan di depan tampak tidak pasti.
Galatia 3:6-9
(6) Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: “Olehmu segala bangsa akan diberkati.” (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
(16) Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus.
(18) Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.
(Galatia 3:16,18 )
Kisah Abraham mengajarkan kita bahwa mengikuti panggilan Tuhan memerlukan iman yang teguh dan keberanian untuk melangkah ke arah yang tidak kita ketahui. Ketika kita merespons panggilan Tuhan dengan iman, kita tidak hanya mengikuti rencana-Nya tetapi juga menjadi bagian dari rencana besar-Nya untuk memberkati banyak orang.
Misi : Bergumul dalam iman dan hidup dalam iman yang percaya kepada TUHAN.
Doa: Bapa yang baik, kami berdoa agar melalui iman dan panggilan yang Tuhan berikan, hidup kami boleh menjadi sebuah kesaksian bagi kasih dan kuasa-Mu di dunia ini. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.