📖 Amsal 19:17 “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.”
Apa harta milik kita yang paling berharga? Mungkin itu adalah barang termahal yang Anda miliki, namun bisa juga berupa kenangan foto/hadiah penuh makna dari seorang sahabat. Sebuah nilai kita berikan kepada “barang-barang” yang terkait dengan emosi kita. Bagaimana kita memilih untuk menggunakan barang-barang yang paling kita sukai tersebut menunjukkan prioritas kita yang sesungguhnya.
Kematian Yesus di salib adalah satu contoh terbesar dari kemurahan hati Allah. Meskipun tahu bahwa kita tak akan dapat membalasnya, Allah tidak ragu-ragu menyerahkan hartanya yang terbesar, Anak tunggal-Nya, bagi kita. Dan melalui tindakan pengorbanan itu, Dia menunjukkan seperti apa kemurahan hati itu. Kemurahan hati berarti bersedia mempersembahkan apa yang kita miliki supaya orang lain bisa berhasil, sekalipun hal itu menyebabkan penderitaan bagi kita dalam prosesnya.
Hidup dengan murah hati berarti mengakui bahwa Allah mampu melakukan apa saja yang Ia mau melalui karunia-karunia yang telah Ia berikan kepada kita. Ketika kita mengijinkan Allah memberi melalui kita, kita menghormati-Nya lewat pemberian kita. Hal ini membawa kita mendekat kepada-Nya. Kemurahan hati mengalir dari hati yang bersyukur dan percaya kepada Allah yang memegang kendali dan Allah dapat menyediakan segala yang kita butuhkan.
Misi: Memberikan apa yang dimiliki dengan ucapan syukur dan iman kepada Allah
Doa: Tuhan, Engkau Allah yang bersama kami dan di selalu di dalam kami. Engkau Allah yang memegang kendali dalam hidup dan kebutuhan kami. Kami rindu hidup kami mengenapi firman-Mu, menjadi alat kemurahan hati-Mu. Kami rindu untuk semakin dekat kepada Allah lewat murah hati yang Allah anugerahkan dalam diri kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin