📖Ibrani 10:19-22
“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”.
“Doa” merupakan kebiasaan, atau hal yang sangat umum, ‘lumrah’ untuk orang Kristen. Bahkan juga untuk agama-agama atau kepercayaan-kepercayaan lain. Ketika seorang sakit, hendak menempuh perjalanan, ujian, hendak makan dan sebagainya, ia akan berdoa. Ya, karena “Doa” akan menghantar kita pada komunikasi dengan Allah Sang Pencipta. Sebagai orang Kristen, kita meyakini bahwa “Doa” merupakan komunikasi dengan Tuhan yang tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dilakukan terus menerus, di mana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja.
Namun, sadarkah kita sekalian bahwa sesungguhnya “Doa” itu merupakan HAK ISTIMEWA anak-anak Tuhan? Mari kita renungkan surat Ibrani 10:19-22 :
Di dalam Perjanjian Lama “komunikasi” atau bertemu Tuhan harus melalui perantara, yaitu seorang Imam. Imam yang harus hidup kudus yang akan memasuki Kemah Suci untuk bertemu dengan Tuhan. Ruang Maha Kudus yang merupakan persemayaman Allah dipisahkan oleh sehelai TABIR yang tebal dari ruang Kudus (tempat Imam berdoa dan memanjatkan syukur atas nama umat). Tabir ini menggambarkan sebuah kebenaran yang penting, yaitu karena dosa-dosa mereka manusia tidak bisa bebas menghampiri atau datang kepada Allah. Iman Besar hanya dapat masuk sekali setahun untuk mewakili umat; itu pun hanya jika ia membawa persembahan darah dari korban pendamaian (Ibr. 9:6-8; Im 16:12). Korban-korban yang terus menerus dipersembahkan tahun demi tahun, tidak ada yang dapat mendamaikan umat dengan Tuhan secara tuntas. Ya. Korban-korban binatang itu tidaklah dapat menghapuskan dosa manusia. Itulah keadaan dalam Perjanjian Lama: umat Allah terus menerus diingatkan akan dosa-dosa mereka, akan hati mereka yang belum murni. “Tabir” dosa masih terus membatasi Allah dengan manusia.
Tetapi …. Syukur kepada Allah! Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Yesus Kristus telah mencurahkan darahNya di Golgota, Darah Anak Domba yang tak bercela itu. TUBUHNYA melambangkan tirai yang tersobek, terbelah dari atas ke bawah ketika IA mati (Mat 27:51; Ibr 10:20). Ya, Tirai yang membatasi Ruang Kudus dengan Ruang Maha Kudus terbelah dari atas ke bawah ketika Yesus Kristus menyerahkan nyawaNya.
Maka, semua orang percaya yang kepadaNya sekarang dapat masuk ke tempat Maha Kudus, menghampiri Allah, oleh Darah Yesus. Ya. Yesus telah menyediakan TubuhNya sebagai Tabir yang terbelah – supaya manusia (kita semua) mempunyai akses atau jalan masuk ke hadirat Allah. Inilah sejatinya arti pengurbanan dan penderitaan Yesus di atas Kayu Salib. Karena itu, oleh Darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke tempat Kudus menghampiri Allah Bapa kita dengan leluasa di dalam doa-doa kita.
Bagaimana dengan HATI TUHAN, terhadap anak-anakNya yang datang berdoa kepadaNya? Yeremia 29:12-14a menjelaskan hal ini, “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, …”. Tuhan kita adalah Tuhan yang ingin agar kita mencari dan bersekutu dengan DIA. Tuhan itu tidak jauh, bahkan Dia rindu agar kita mencari, berseru dan datang menghampiriNya dengan segenap hati.
Misi : Menghampiri TUHAN dalam doa
Doa : Ya TUHAN, tolong kami selalu rindu menghampiri kekudusan-Mu dalam Doa-doa kami di hadapan hadirat-Mu. Amin
Gambar/Ilustrasi/Cover:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling