📖Amsal 6:23
“Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan”
Ayat Amsal ini menekankan bahwa perintah itu adalah “pelita”, yaitu lampu atau alat penerangan yang memimpin perjalanan kita di malam hari. Pelita itu menyingkapkan kegelapan yang ada di depan atau di sekitar kita, agar kita bisa berjalan atau melakukan aktivitas kerja kita dengan baik, karena kalau ada dalam kegelapan, pasti kita tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Perintah yang diberikan untuk kita jalani itulah “pelita” dalam hidup kita dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.
Ada tiga hal yang ingin disampaikan Amsal di sini, yaitu perintah, ajaran, dan teguran. Tiga serangkai ini tidak dapat dipisahkan.
Memberi perintah harus ada dalam koridor atau batasan ajaran yang benar, dan ajaran yang benar pasti mengandung teguran yang mendidik.
Ajaran itu diumpamakan seperti “cahaya”, yaitu sinar yang menerangi kegelapan. Ajaran itu menuntun seseorang pada jalan yang benar, bukan pada jalan yang gelap atau jalan hidup yang salah. Ayat Amsal ini memberikan perumpamaan seperti cahaya. Setelah ada perintah dan ajaran, masih ada satu lagi, yaitu teguran.
Perintah dan ajaran merupakan bagian kegiatan pembelajaran semua orang. Semua yang kita lakukan ada dalam perintah dan ajaran; baik perintah itu dari diri sendiri atau dari orang lain. Yang pasti melalui perintah ada kegiatan, ada aktivitas yang dilakukan seseorang. Lalu apa hubungannya perintah dan teguran? Amsal sangat menyadari siapa sebenarnya manusia itu? Ia bukan orang yang sempurna, juga bukan orang yang tanpa batas. Ia orang yang bisa melakukan banyak kesalahan dan yang terbatas oleh ruang dan waktu.
Dalam semua kegiatan yang kita kerjakan pasti banyak kesalahan bisa terjadi. Kesalahan itu bisa disengaja atau yang tidak disengaja. Dengan demikian, perlu ada teguran. “Teguran yang mendidik” adalah jalan kehidupan.
Teguran sangat penting dalam kehidupan kita, karena teguran mengingatkan kalau langkah hidup kita salah atau menyimpang dari kebenaran. Hanya orang yang sudah baik dan benar saja tidak akan mengalami teguran. Jika semua pekerjaan dan jalan hidup yang dilalui sudah dalam kebenaran, pasti tidak akan mengalami teguran. Namun, manusia bisa jatuh, gagal, terpeleset, tidak mencapai sasaran yang dituju, karena kejenuhan kerja, kebosanan, dan masih banyak hal lainnya.
Perlu ada teguran yang mengingatkan, mengarahkan, membawa kembali pada tujuan semula. Teguran yang membangun itu memberikan dampak kehidupan yang lebih baik lagi. Bagaimana jalan hidup kita bisa benar? Tidak lain dimulai dari menjalankan perintah Tuhan dengan benar, melalui “ajaran-ajaran-Nya” yang menuntun hidup kita, dan teguran yang meluruskan langkah kaki kita dengan benar, maka arah dan tujuan hidup itu akan berkenan di hati Tuhan. Amin.
Misi: Menerima perintah itu sebagai pelita dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.
Doa: Tuhan, ajarlah kami bekerja berdasarkan perintah dan ajaran Tuhan. Firman Tuhan itulah yang menuntun hidup kami, dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan kesaksian hidupku di masyarakat. Ketika menjalani kehidupan ini, ajar kami terbuka dengan hati lebar dan kepala dingin menerima teguran-teguran-Mu, baik melalui firman Tuhan, orangtua, rekan sahabat, orang-orang di sekitar kami, bahkan orang yang tidak kami suka, karena mereka bisa Engkau pakai untuk menyatakan teguran-Mu. Tuhan, pimpinlah kami sebagai murid Kristus untuk mau terus belajar bagaimana mengalami tuntunan Tuhan. Mau terus ada dalam proses belajar untuk mengenal ajaran Tuhan melalui kebenaran firman-Mu. Terlebih lagi, ajar kami sebagai murid Kristus agar rela terbuka untuk menerima teguran-teguran yang Engkau berikan. Ampuni kami kalau kami merasa sudah baik dan benar, padahal masih banyak yang harus dibenahi. Biarlah teguran-Mu membuat kami bertumbuh semakin besar dan memberikan dampak yang semakin luas dalam pelayanan dan dalam menjalankan Misi-Mu. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.
Gambar/ilustrasi/cover:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling