Pada tanggal 10-13 Oktober 2024, Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia melakukan kunjungan penting ke Kalimantan Utara, sebuah wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Kunjungan ini memiliki tujuan yang jelas: memahami kondisi nyata pendidikan Kristen di wilayah perbatasan serta memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah Kristen yang menghadapi berbagai tantangan.
Agenda Kunjungan yang Padat
Kunjungan ini diawali pada Kamis, 10 Oktober 2024, dengan perjalanan dari Jakarta ke Tanjung Selor. Hari pertama diisi dengan pertemuan antara MPK dan para calon anggota Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) Kalimantan Utara. Selain itu, tim MPK juga mengadakan diskusi dengan tokoh gereja serta perwakilan Bimas Kristen di tingkat provinsi dan kabupaten untuk membahas permasalahan pendidikan Kristen di wilayah ini.
Pada Jumat, 11 Oktober 2024, tim MPK melakukan visitasi ke dua sekolah Kristen, yaitu Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) Long Bia dan Sekolah Kristen Agape di Tanjung Selor. Kunjungan ini membuka mata akan tantangan besar yang dihadapi sekolah-sekolah Kristen di daerah tersebut, terutama dalam hal kesejahteraan guru, fasilitas yang terbatas, dan jumlah siswa yang terus menurun.
Tantangan Pendidikan Kristen di Kalimantan Utara
SMTK Long Bia, yang berada di Desa Senjau, telah berdiri sejak tahun 1946 dan kini berada di bawah naungan Kementerian Agama. Meskipun sekolah ini memiliki sejarah panjang, jumlah siswanya menurun drastis. Saat ini, hanya terdapat 127 siswa, dan sebagian besar guru harus menjalani kehidupan yang sulit dengan gaji jauh di bawah standar, yaitu sekitar Rp700.000 per bulan. Bahkan, beberapa guru pernah tidak menerima gaji selama satu tahun penuh.
Selain itu, fasilitas yang tersedia di SMTK juga sangat terbatas. Tidak ada perlengkapan komputer yang memadai, dan banyak guru harus merangkap beberapa mata pelajaran karena kekurangan tenaga pengajar, khususnya di bidang Matematika dan Bahasa Inggris.
Sekolah Kristen Agape di Tanjung Selor juga menghadapi masalah yang serupa. Berdiri sejak tahun 1986, sekolah ini tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan bergantung pada sumbangan dari beberapa gereja lokal. Kesejahteraan guru di sekolah ini juga memprihatinkan, dengan gaji yang hanya mencapai Rp12.000 per jam pelajaran, yang membuat mereka sulit bertahan dengan penghasilan di bawah Rp1 juta per bulan. Selain itu, kepala sekolah harus menjalankan berbagai tugas tambahan, mulai dari mencari dana hingga mengelola operasional sekolah.
Rekomendasi dan Harapan Masa Depan
Dari kunjungan ini, MPK Indonesia mengajukan beberapa rekomendasi penting. Untuk SMTK Long Bia, diperlukan bantuan dalam bentuk 20 unit notebook untuk keperluan asesmen siswa, serta pendampingan manajemen sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru. Selain itu, sekolah juga memerlukan bantuan dari Kementerian Agama dalam bentuk kejelasan status dan tunjangan guru, terutama bagi guru honorer.
Di Sekolah Kristen Agape, MPK Indonesia merekomendasikan dilakukannya audit manajemen sekolah dan pendampingan operasional untuk meningkatkan kualitas kurikulum serta pembekalan keterampilan bagi siswa. Sekolah ini juga perlu menjalin kerja sama dengan donator dan mitra strategis untuk menyelamatkan sekolah dari keterpurukan.
Semangat Baru untuk Pendidikan Kristen
Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi MPK Indonesia untuk memperkuat pendidikan Kristen di Kalimantan Utara. Melalui pelantikan pengurus MPKW Kalimantan Utara yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2024, diharapkan akan ada upaya yang lebih terkoordinasi dan berkelanjutan dalam membangun pendidikan Kristen yang lebih berkualitas di wilayah perbatasan ini.
Dengan dukungan penuh dari gereja, pemerintah, dan masyarakat, kunjungan MPK ini tidak hanya sekadar pemetaan masalah, tetapi juga menjadi langkah awal untuk perubahan nyata. Semangat yang diusung oleh MPK Indonesia adalah memperjuangkan pendidikan Kristen yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi generasi muda, khususnya di wilayah-wilayah terpencil seperti Kalimantan Utara.