📖Ayub 42:5
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
Ayub adalah gambaran hidup orang yang beriman. Ayub mengalami gelombang bahkan badai kehidupan yang begitu besar dan kencang.
Hidup Ayub seperti terhempas, tetapi Ayub tetap bertahan. Pada saat istrinya menyalahkan dan meninggalkan Tuhan, dan para sahabatnya menuduhnya telah berbuat dosa, Ayub tetap bertahan dalam imannya dan tidak mau menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dengan dirinya.
Di saat Ayub tiba pada titik nadir kehidupannya, Tuhan Allah datang kepadanya dan menyatakan banyak hal kepada Ayub.
Tuhan Allah menegaskan bahwa Ia adalah Tuhan yang punya kuasa dan kontrol atas kehidupan ini.
Hal ini membuat Ayub mengalami sendiri perjumpaan dengan Tuhan yang telah memberinya pengertian dan hikmat.
Ayub mengakui bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada satu pun rencana-Nya yang gagal.
Sebagai seorang beriman, hendaknya iman kita bukan lahir dari pengetahuan dan pengertian yang kita terima dari orang lain.
Iman sejati seharusnya lahir dari pengenalan secara pribadi, hidup bergaul akrab dan karib dengan Tuhan. Lahir melalui pengalaman merasakan karya kasih Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari.
“Iman sejati bukankah apa kata orang, tetapi lahir dari keintiman dengan TUHAN.”
Misi: Membangun hubungan intim bersama TUHAN dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
Doa: Ya Tuhan, Kami mau mengenal-Mu lebih dalam lagi. Bukan hanya dari kata orang saja kami mendengar Tentang Engkau, tetapi sekarang mata kami sendiri memandang Engkau. Tolong kami miliki iman yang bertumbuh dalam pengenalan akan TUHAN. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Gambar/Ilustrasi: Job and His Friends, by Gustave Doré
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling