đź“–Yohanes 20:18
(18) Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Kepergian seseorang yang sangat kita kasihi, tentunya sangat menyesakkan hati. Apalagi jika orang yang kita kasihi itu pergi meninggalkan kita dengan cara yang tragis dan mengenaskan. Perasaan tersebut sungguh dialami oleh Maria Magdalena juga para rasul Yesus. Mereka merasa sangat terpukul, stress, putus asa, karena kematian Yesus Sang Guru, yang sangat mereka kagumi selama ini.
Kesedihan yang teramat sangat, telah merenggut kebahagiaan dan gairah hidup mereka. Kepergian Sang Guru membuat logika berpikir mandeg dan mata batin mereka pun buta. Mereka larut dalam duka cita yang mendalam hingga mereka lupa akan janji Kristus semasa hidup bahwa “Ia akan bangkit pada hari ketiga”.
Sama seperti Maria Magdalena dan para rasul dalam kisah di atas, kita pun seringkali menjadi mudah stress, frustasi, bahkan “buta hati” tatkala kita menghadapi berbagai persoalan atau penderitaan dalam hidup.
Tidak jarang, kita menyalahkan Allah atas segala penderitaan yang kita alami. Kita bahkan berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani” karena merasa Allah tidak ada bersama kita saat itu.
Segala persoalan dan penderitaan hidup membuat kita tak bisa lagi melihat dengan mata iman bahwa dibalik penderitaan yang kita alami, pasti ada secercah harapan yang akan Tuhan berikan.
Kita merayakan Hari Raya Paskah, Hari Kebangkitan Yesus Kristus. Yesus Kristus memilih jalan penderitaan untuk menebus dosa-dosa kita manusia dan untuk memperoleh kemuliaan-Nya.
Kebangkitan Kristus juga menjadi sangat istimewa bagi kita umat Kristiani, karena kebangkitan Kristus itulah yang menjadi DASAR IMAN bagi kita untuk percaya kepada-Nya: “Jika Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita”. Karenanya, kebangkitan Kristus yang kita imani, hendaknya bermakna bagi kehidupan kita. Apa saja makna kebangkitan Kristus bagi kita?
Pertama, kebangkitan Yesus Kristus menegaskan kepada kita bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita umat-Nya.
Kedua, kebangkitan Yesus Kristus menegaskan bahwa Dia yang kita imani adalah sungguh-sungguh Allah yang Maha Kuasa. Allah yang hadir dalam diri Yesus Kristus membuktikan bahwa Ia lebih berkuasa dari maut dan kematian. Konsekuensinya, kebangkitan Kritus hendaknya membawa perubahan dalam diri kita dari “manusia lama” menjadi “manusia baru” agar hidup kita semakin menyerupai Kristus sendiri. Dengan demikian kita dapat membuktikan kepada semua orang bahwa kita pun telah bangkit seperti Kristus. Selamat merenungkan dan Selamat Hari Raya Paskah!
Misi: Memaknai Kebangkitan Kristus dengan menjadi serupa Kristus.
Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk kasih-Mu yang telah rela mati dan bangkit bagi kami untuk menyelamatkan hidup kami. Kami mau bangkit bersama Engkau Tuhan. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.
Gambar/Ilustrasi:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling