📖Amsal 28:25 (BIS)
Mementingkan diri sendiri menimbulkan pertengkaran; engkau lebih beruntung apabila percaya kepada TUHAN.”
Di dalam pelayanan, ketika ada perbedaan dan gesekan dengan seseorang, jawabannya adalah kita tidak harus segera menanggapi atau menjawabnya. Diam di sini artinya diam terhadap mereka, namun tidak diam terhadap Allah. Pilihlah untuk berdoa dan menyerahkan orang-orang tersebut ke dalam tangan Tuhan.
Di dalam hubungan kita dengan orang lain, perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi, dan itu dapat memicu konflik atau perselisihan. Di dalam menghadapi suatu perselisihan, anak-anak Tuhan tidak memakai senjata duniawi. Cara-cara demikian adalah hasil dari kehidupan yang dikendalikan oleh dosa. Senjata kita adalah kasih. Kasih tidak menyinggung, kasih tidak melukai, kasih tidak mencari kemenangan diri sendiri.
Kita dapat berdoa apabila yang mereka sampaikan adalah hal yang benar, maka kita mohon agar Tuhan melembutkan hati kita dan menerimanya dengan hati yang lapang. Kita harus berterima kasih apabila seseorang menunjukkan hal-hal yang memang perlu diperbaiki dalam hidup kita. Namun apabila yang mereka katakan didasarkan pada kedengkian dan kejahatan, kita dapat percaya bahwa Allah pasti membela kita.
Lihat teladan Yesus. Ketika dicaci, Ia tidak membalas dengan cacian. Ketika menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Bapa, yang menghakimi dengan adil. Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah ketika seseorang diperhadapkan pada perselisihan, mereka cenderung akan mencari kubu pembelaan dari orang-orang di sekitarnya. Kita perlu hati-hati dengan sikap demikian, karena ketika kita mencari pembelaan dari manusia, kita sedang membuat konflik berkembang. (1 Petrus 2:21-23)
Mencari pembelaan sama seperti membuat suatu lingkaran setan yang membuat masing-masing pihak terus saling menyerang. Sikap itu juga mengidentifikasikan kita sebagai orang yang mementingkan diri sendiri.
Sebagaimana yang dikatakan Firman Tuhan, “Mementingkan diri sendiri menimbulkan pertengkaran; engkau lebih beruntung apabila percaya kepada TUHAN.” (Amsal 28:25 – BIS )
Kita perlu ingat bahwa perbedaan dan gesekan di antara orang percaya tak mungkin dihindari, tapi pertikaian tidak perlu terjadi apabila kita mulai mempraktikkan hal-hal di atas. Berdoalah dan tidak perlu meyakinkan orang lain untuk mencari kubu pembelaan.
Mari evaluasi diri dengan bertanya apa penyebab paling umum dari pertikaian yang terjadi? Apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi kemungkinan perselisihan dengan orang lain? Yaitu dengan rendah hati mau terbuka untuk konflik itu dapat diselesaikan berdasarkan kasih Tuhan.
Ketika diperhadapkan pada situasi yang memicu pertikaian, kita tidak perlu segera menanggapi atau menjawabnya. Berdoalah terlebih dahulu kepada Tuhan untuk menguji motivasi hati masing-masing orang.
Belajar Rendah hati dan mau ditegur untuk kemudian memperbaiki diri untuk kebaikan diri kita.
Ketika diperhadapkan pada situasi yang memicu pertikaian, kita tidak perlu segera menanggapi atau menjawabnya. Berdoalah terlebih dahulu kepada Tuhan untuk menguji motivasi hati masing-masing orang.
Konflik tidak dapat dihindari, tetapi pertempuran adalah pilihan. – Max Lucado
Misi: Siap menghadapi Konflik dalam pelayanan.
Doa: Ya Tuhan, Engkau mengetahui hati kami. Ajar kami untuk rendah hati ketika menghadapi konflik. Ajar kami tidak membela diri dan merasa diri paling benar. Tolonglah kami untuk hidup berdamai dengan sesama kami. Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
Gambar/ilustrasi/cover:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling