Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: THE FARMER (PETANI)

đŸ“–2 Timotius 2:6-7
(6) Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. (7) Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.  Petani sangat identik dengan kerja keras karena ia bekerja dari pagi hingga menjelang malam, ia harus menyiapkan lahannya sedemikian rupa (mencangkul dan membersihkan lahan sehingga bebas dari kotoran/rumput liar) supaya siap tanam (layak menerima taburan). 

Petani juga seorang yang setia, karena ia harus menunggu beberapa waktu lamanya mulai dari menabur benih, merawat, sampai menuai. Petani harus setia menjaga dan memelihara benih yang ia taburkan, dan memastikan benih itu bertumbuh sampai masa menuai.  

Petani tahu bahwa keberhasilannya tergantung pada jadi atau tidaknya taburan yang ia lakukan. Jika terjadi gagal panen, petani tahu bahwa ia akan mengalami banyak kesulitan.

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kesetian seorang petani?  Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. 

Terkadang kita menabur dalam ketidaksetiaan tetapi menuntut agar Allah setia kepada kita. Terkadang kita menabur bukan di tanah yang baik, tetapi kita menuntut Tuhan untuk memberi tuaian yang baik.  

Jika benih jatuh di tanah yang baik, maka ia akan menghasilkan buah yang baik.  Jangan beranggapan bahwa kita akan menuai kelimpahan yang baik padahal kita menaburkan benih di tanah yang tidak baik.

Terkadang kita sengaja menaburkan benih di tanah yang tidak baik (menabur dengan sikap hati yang tidak baik), bahkan selama proses menanti dari mulai menabur sampai menuai, kita memperlakukan taburan dengan tidak baik. Mari belajar seperti petani, ketika ia sudah memilih untuk menaburkan benih, ia akan bertanggung jawab menjaga benihnya sampai ia dapat menikmati hasilnya.

Kita jangan jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Jangan sampai kita tidak dapat menikmati tuaian hanya karena kita menjadi lemah. Sebab benih yang baik tidak dapat berubah menjadi benih yang tidak baik, tetapi kita sebagai penabur yang seharusnya merawat, bisa berubah menjadi tidak baik/lemah.

Hanya orang yang kuat secara rohani yang akan menuai dan menikmati hasil yang baik. Hati kita harus benar-benar murni dan bersih supaya kita dapat menuai yang baik.  Oleh karena itu, kita harus menjadi orang percaya yang kuat dan tidak pernah menyerah terhadap keadaan; sebab jika kita memutuskan untuk menyerah berarti kita memutuskan untuk tidak menuai. 

Kita harus menjadi anak Tuhan yang setia dan tidak jemu-jemu berbuat baik, apapun keadaannya. Seperti petani yang harus menghadapi musim panas dan musim hujan, bahkan bahaya-bahaya dari luar lainnya.

Demikianlah kita hendaknya selalu berbuat baik untuk setia menjaga dan merawat taburan yang telah kita sebarkan.  Percayalah bahwa orang lain tidak dapat mengubah dan merusak benih yang telah kita taburkan.

Misi : Mari tetap semangat dan setia merawat taburan kita, yaitu dengan berdoa, beribadah, dan melayani Tuhan.

Doa : Ya Tuhan, kami bersyukur untuk kasih Tuhan dan pekerjaan baik yang diberikan. Terima kasih untuk anugerah menikmati hasil usaha yang Tuhan berikan. Kami mau diberi pengertian dalam segala sesuatu. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.

Gambar/Ilustrasi:

Disusun oleh: Tim Task Force Doa &  Konseling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *