Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

MPK dan PGI sukses melaksanakan Koordinasi Nasional Gereja dan Pendidikan

DSC02430
DSC02394
DSC02396
DSC02631
DSC02404
DSC02406
DSC02410
DSC02412
DSC02447
DSC02461
DSC02484
DSC02486
DSC02491
DSC02514
DSC02515
DSC02530
DSC02534
DSC02539
DSC02540
DSC02663
DSC02667
previous arrow
next arrow

Merasakan keresahan yang sama, Majelis Pendidikan Kristen Indonesia (MPK) bersama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengadakan Koordinasi Nasional  Gereja dan Pendidikan dengan tema “Quo Vadis Sekolah Kristen?” dan subtema “Kolaborasi Menuju Solusi”. Acara diadakan di Auditorium Hope Univesitas Pelita Harapan (UPH) pada hari Rabu, 1 Maret 2023.

Dalam koordinasi ini, MPK dan PGI bertujuan untuk merumuskan berbagai masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah Kristen, serta mencari solusi dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan Kristen di Indonesia dengan menggandeng berbagai pihak di antaranya Aras Gereja, Perguruan Tinggi Kristen, Sekolah Tinggi Theologia, Yayasan Pendidikan Kristen, Komunitas Dunia Usaha untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi oleh sekolah Kristen saat ini.

Acara buka dengan laporan dari ketua panitia Bp. Johan Tumanduk yang merupakan ketua Bidang III Majelis Pendidikan Kristen. Beliau menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kehadiran para undangan yang hadir dari 5 pilar yakni Gereja, Yayasan, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Pemerintah. Ini merupakan kegiatan pertama dimana hasil dari Koordinasi Nasional ini kemudian dikompilasi oleh tim Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan membuat grand design selama 3 bulan dan nantinya akan dibahas pada Konferensi Nasional Gereja dan Pendidikan pada bulan Juni mendatang.

Setelah laporan dari ketua panitia, acara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari beberapa badan di antaranya Bapak Adrianus Patiung yang mewakili Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pdt. Gomar Gultom yang merupakan Ketua umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Ibu Dr. Jeane Marie Tulung dari Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia yang sekaligus membuka acara Koordinasi Nasional.

Kemudian sesi dilanjutkan dengan pemaparan presentasi “Tantangan & Solusi Sekolah Kristen di Indonesia” dari Bapak Handi Irawan. Dalam presentasinya, beliau menyampaikan bahwa pertumbuhan gereja cukup baik 10 tahun terakhir namun pertumbuhan sekolah Kristen berbanding terbalik. Permasalahan fundamental mengapa sekolah Kristen tidak mampu bersaing adalah lemah dalam hal Core Competence (Guru dan Manajemen yang Kurang Berkualitas); Reputasi Sekolah Kristen yang buruk; dan jumlah siswa yang menurun. 7 Kesalahan sekolah Kristen ialah diantaranya pengurus yayasan yang lemah, tidak berorientasi kepada kualitas, kesalahan strategi memilih segmen, kesalahan menetapkan uang SPP yang rendah, tidak berani membayar guru (minimal sama dengan guru negri), tidak memiliki konsep sekolah Kristen yang unik, dan tidak ada Feasibility Study sebelum membangun sekolah Kristen. Penurunan sekolah Kristen juga merupakan tantangan yang dihadapi di berbagai negara lainnya, dan ketika sekolah Kristen mengalami penurunan, maka itu adalah tanda awal bahwa suatu saat gereja pun akan mengalami penurunan.

Di akhir presentasinya, beliau mengajak semua pihak untuk membantu sekolah-sekolah Kristen yang sedang dalam keterpurukan.

Dalam Kesempatan ini beberapa sinode dan Yayasan/Lembaga menyampaikan testimoninya mengenai tantangan dan persoalan yang sedang mereka hadapi. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok pilar dimana setiap pilar dapat mendiskusikan masukan dan usulan yang ada dan diakhiri dengan sesi pleno yang dipimpin oleh bapak Titan Pramudya.

Acara ditutup dengan kebaktian pengutusan yang dipimpin oleh Pdt. Yohanes Halim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *