📖 Efesus 6:2-3 “Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Perintah untuk mencintai keluarga, datang langsung dari Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, perintah untuk menghormati ayah dan ibu, termasuk dalam Sepuluh Perintah yang diberikan Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel: Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. (Keluaran 20:12)
Penulis kitab Efesus, yaitu Paulus, saat itu sedang mengajar gereja di Efesus tentang implikasi dari mengikuti Yesus, Paulus mengutip perintah ini dari Sepuluh Perintah. Paulus tahu bahwa jika kita ingin mengikuti Yesus maka kita perlu belajar untuk mengasihi semua orang, termasuk mereka yang paling dekat dengan kita, terkhusus keluarga kita sendiri.
Di dalam dunia ini, setiap kita lahir dan tumbuh di dalam keluarga yang berbeda-beda. Ada yang dilahirkan dalam keluarga inti, ada juga yang disambut dalam keluarga angkat, yang lain ada juga yang dibesarkan dalam situasi keluarga yang bermasalah. Terlepas dari bagaimana atau di mana kita dibesarkan, Tuhan memanggil kita untuk mengasihi mereka yang membesarkan kita.
Mungkin itu merupakan salah satu hal yang sulit untuk dilakukan. Terkadang anggota keluarga tampak seperti musuh terbesar kita, karena cara dan motif mereka menyakiti kita. Tanpa terkecuali, Firman Tuhan mendorong kita untuk tetap mengasihi dan berdoa bagi mereka.
Mari saat ini, ambillah waktu sejenak untuk kembali merenungkan kasih Bapa yang dapat kita bagikan untuk orang-orang yang telah Allah tempatkan dalam hidup kita dengan lebih baik.
Misi: Kasihilah keluargamu.
Doa: Tuhan, terima kasih Engkau telah menjadi Bapa yang baik buat kami. Hari ini, tolong kami untuk dapat menghormati Engkau lewat kehidupan kami menghormati orang-orang yang Engkau tempatkan dalam hidup kami. Berikan kepada kami kesempatan untuk dapat mengasihi dan melayani keluarga kami dengan kasih yang telah Engkau berikan kepada kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling