Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: PHARISEE (FARISI)

PHARISEE (FARISI)

Gambar/Ilustrasi: www.freebibleimages.org

📖Lukas 18:9-14
Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai
(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Mari lihat diri kita, apakah ada sikap kita yang mirip dengan orang Farisi ini? Kita harus mengerjakan kebenaran, tapi tidak dengan motivasi untuk menarik perhatian dan kemuliaan pada diri sendiri, atau untuk mencoba membuat orang lain terkesan. Setiap pelanggaran hati harus disingkapkan dan dibereskan, karena Yesus Tuhan kita, yang di hadapan-Nya semua hati terbuka, semua niat diketahui, dan tidak ada rahasia yang tersembunyi dari-Nya, sekali pun itu berada di balik perbuatan-perbuatan yang saleh.

Kesombongan itu begitu halus sehingga jika kita tidak berhati-hati, kita akan bangga dengan kerendahan hati kita. Saat ini terjadi, kebaikan kita telah berubah menjadi keburukan. Jika ini yang terjadi, apa bedanya kita dengan orang Farisi yang mengucap syukur kepada Allah karena ia merasa tidak sama seperti orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, berpuasa dua kali seminggu, dan memberikan sepersepuluh dari segala penghasilannya.

Tidak seperti kesombongan karena materi atau pengetahuan yang mudah dilihat dan dirasakan, kesombongan karena kebaikan sulit terdeteksi karena berada di balik perbuatan saleh. Namun demikian, firman Tuhan selalu menyelidiki hingga ke kedalaman hati kita.

Mari kita menyadari bahwa kita semua adalah orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh karena kasih dan anugerah Tuhan. Memohon ampun untuk setiap kesombongan atas perbuatan saleh yang kita lakukan.

“Orang yang sombong selalu ingin melakukan hal yang benar, hal yang hebat. Tetapi karena ia ingin melakukannya dengan kekuatannya sendiri, ia tidak bertarung dengan manusia, melainkan dengan Tuhan.”

– Soren Kierkegaard

MISI: Melakukan kebaikan dengan kerendahan hati untuk memuliakan TUHAN dan bukan diri sendiri.

DOA: TUHAN, kami sadar bahwa kami tidak berkenan dengan sikap hati yang sombong atas perbuatan baik kami. Karena itu kami memohon ampun atas motivasi salah dalam diri kami. Kami orang berdosa yang diselamatkan karena anugerah-Mu semata. Terima kasih Tuhan, biarlah Roh-Mu terus membantu kami untuk dapat berbuat banyak kebaikan untuk kemuliaan-Mu. Amin.

Disusun oleh: Tim Task Force Doa &  Konseling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *