Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: UNITY IN COMMUNITY (KESATUAN DALAM KOMUNITAS)

📖Kisah Para Rasul 4:32
(32) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

Berkumpul bersama-sama pada waktu yang sama dan melakukan aktivitas yang sama belum tentu memiliki kebersamaan. Waktu, tempat dan jenis kegiatan yang sama hanya menyediakan kebersamaan bagi raga. Belum tentu ada kesatuan jiwa.

Kebersamaan sejati dimulai dari hati dan diwujudkan melalui kebiasaan berbagi. Tanpa motivasi tulus dari dalam hati pemberian bantuan hanyalah keterpaksaan atau pencitraan sosial. Tanpa kebiasaan berbagi kebersamaan hanyalah slogan yang menjengkelkan. Tanpa keduanya, ada banyak orang yang merasa kesepian di tengah keramaian.

Dalam hiruk-pikuk perbincangan dan kegiatan mereka justru akan merasa dipinggirkan.
Komunitas Kristen dipanggil untuk berbagi. Itupun harus dimulai dari hati. Namun, sikap hati seperti apa yang diperlukan? Bagaimana mendapatkan sikap hati seperti itu? Kebersamaan seperti apa yang diharapkan dalam komunitas orang percaya?

Pada saat jemaat mula-mula dipenuhi oleh Roh Kudus pada Hari Pentakosta (2:1-11) dan banyak orang bertobat melalui khotbah Petrus (2:37-41), kumpulan orang percaya tersebut juga menunjukkan kebiasaan baru (2:42-47). Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul, persekutuan, sakramen dan doa.
Kemiripan pola di atas menyiratkan bahwa kehadiran Roh Kudus dalam komunitas Kristen pasti membawa transformasi dalam berbagai sisi. Ada kegairahan dan dinamika. Ada kebiasaan baru yang positif.

Tercipta sebuah kultur yang melampaui kebajikan pada umumnya. Jadi, Roh Kudus bukan hanya memberikan karunia-karunia rohani yang terlihat spektakuler. Dia juga memampukan setiap orang percaya untuk memainkan mengambil bagian dalam kehidupan sesama. Orang yang dipenuhi Roh Kudus hatinya ditarik ke arah vertikal (bagi Allah) dan horizontal (bagi orang lain).

Kumpulan orang percaya di 4:32-37 tidak hanya memiliki kesatuan hati. Mereka juga mempunyai kesatuan teologi. Semua mengadopsi pandangan yang sama. Tidak ada seorangpun di antara mereka yang beranggapan bahwa “sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (ayat 32b). Hati selaras dengan teologi yang diyakini. Ajaran yang benar mengontrol perasaan.

Apakah arti dari ayat 32b di atas? Apakah teks ini mengajarkan prinsip harta bersama seperti dalam masyarakat Qumran (abad ke-2 SM) atau prinsip kesamarataan seperti dalam komunisme?

Pembacaan sekilas sudah cukup untuk menemukan perbedaan-perbedaan penting antara gaya hidup jemaat mula-mula dan masyarakat Qumran. Tidak ada keharusan bagi jemaat mula-mula untuk menjual semua harta mereka dan menyerahkannya untuk kepentingan bersama (5:4). Sebagian jemaat masih memiliki rumah yang dijadikan tempat untuk beribadah secara bergantian (2:45-46).

Penekanan dalam teks ini terletak pada ide tentang “penatalayan” (stewardship) versus “kepemilikan” (ownership). Apapun yang Allah berikan kepada kita merupakan sebuah penatalayanan. Kita hanya dipercaya oleh Allah untuk mengurus pemberian itu secara bijaksana. Posisi kita lebih ke arah “pengatur” (manajer) daripada “pemilik” (owner).
Dengan kesadaran sebagai para penatalayan, jemaat mula-mula tidak berani mengklaim bahwa “sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri” (4:32b).

Ada bagian yang memang kita juga bisa nikmati, tetapi kenikmatan itu tidak boleh “sendiri”. Tuhan menghendaki orang lain juga berhak menikmati apa yang kita miliki. Kita menjadi saluran berkat bagi sesama dalam komunitas kita dan menjadi kesatuan yang indah. Itulah sebabnya jemaat mula-mula berani berkata: “segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (4:32b).

Misi: Menjadi Kesatuan yang indah dalam Komunitas yang Tuhan anugerahkan bagi hidup kita dengan saling berbagi dalam Kristus.

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur untuk Komunitas anak-anak Tuhan yang diberikan kepada kami. Tolong kami untuk dapat selalu menjadi saluran berkat dalam komunitas dimana kami berada. Menjadi kesatuan yang indah dalam komunitas. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Gambar/Ilustrasi:

Disusun oleh: Tim Task Force Doa &  Konseling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *