đź“– Matius 4: 18-20
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Kata mengikut dengan kata dasar ikut, memiliki makna yang dalam, yang tidak hanya sekedar mengikut secara fisik kemana Tuhan Yesus pergi. Memang pada waktu itu, seorang murid selalu ada di belakang gurunya kemana saja gurunya pergi, siang dan malam. Tetapi, kata ikutlah Aku yang dimaksud disini adalah bagaimana Tuhan Yesus merindukan para murid mengikuti teladan-Nya. Apakah itu berupa tujuan hidup, karakter dan gaya hidup.
Simon Petrus dan Andreas sedang menjala ikan ketika Tuhan Yesus muncul dan mengundang mereka untuk mengikut Dia. Bisa saja mereka bilang kepada Yesus, kenapa tidak Tuhan Yesus saja yang ikut dengan mereka di perahu dan sama-sama menjala ikan? Pasti akan lebih hebat dan dapat menjala ikan lebih banyak bukan? Namun tidaklah demikian, mereka dengan segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dengan kata lain, ketika Tuhan mengetuk pintu hati mereka, mereka menanggapi dengan sepenuhnya.
Jelas, kalau para murid memenuhi keinginan Yesus ini, mau tidak mau, mereka harus berubah. Kalau tujuan hidup Yesus adalah melayani bahkan sampai memberi nyawa- Nya untuk orang berdosa, memuliakan dan taat kepada Bapa, semestinya yang dimuridkan memiliki tujuan hidup yang sama.
Kalau karakter Tuhan Yesus adalah Kasih, Kudus, sabar dan lain-lain, semestinya yang dimuridkan secara perlahan dan pasti menuju ke sana juga. Kalau gaya hidup Tuhan Yesus sederhana, tidak mementingkan diri sendiri, tidak mengejar hal-hal yang bersifat sementara dan materi, semestinya para murid memiliki gaya hidup yang sama.
Ketika Tuhan memanggil kita, tanggapilah dengan segera dan datanglah kepadaNya dengan sepenuh hati, dengan tangan yang terbuka yang tidak menggenggam apapun yang duniawi karena Tuhan ingin hubungan (relationship) yang intim dengan kita. Dengan melalui relationship itulah Tuhan akan mengubah hidup kita sesuai dengan rencanaNya yang sempurna untuk hidup kita.
Pernahkan dalam hidup kita merasakan Tuhan “memanggil” kita? Ketika hidup kita berjalan mulus, dan sesuai dengan yang kita rencanakan atau idamkan, kita berada di dalam zona kenyamanan, dan tiba-tiba Tuhan memanggil kita untuk mengikuti Dia.
Apakah respon kita? Apakah kita pegang erat-erat apa yang kita punya (hati kita, waktu, ego ) atau kah kita segera meninggalkan apa yang kita pegang erat-erat dan dengan sepenuh hati mengikut Dia?
Misi : Mengikut Tuhan Yesus dengan sepenuh hati dan menjadi penjala manusia
Doa : Ya Tuhan, kami mensyukuri panggilan-Mu dalam hidup kami. Kami mau mengikut Engkau Tuhan Yesus dan menjadi penjala manusia. Memenuhi panggilan-Mu dalam hidup kami dan sepenuh hati dalam mengikut Engkau Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Gambar/Ilustrasi:
Disusun oleh: Tim Task Force Doa & Konseling