Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: THE LIVING STONE (BATU HIDUP)

đź“–1 Petrus 2:4
(4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

Batu Hidup” jangan diartikan harfiah seperti batu itu bisa berjalan dan berkata-kata dan bergerak. Pemahaman akan batu hidup ini merupakan lanjutan dari “Batu Penjuru”.

Batu Penjuru itu adalah batu yang tak berguna yang dibuang oleh tukang bangunan. Batu penjuru itu merupakan gambaran hidup Yesus yang dibuang oleh kaum Farisi, Saduki, dan para imam Yahudi. Ternyata batu penjuru yang dibuang itu menjadi batu yang kokoh dan menjadi dasar bangunan iman Kristiani.

Jika Yesus digambarkan sebagai Batu Penjuru, maka Petrus menggambarkan gereja sebagai bangunan dan orang-orang percaya adalah batu-batu yang hidup.

Sebagai nelayan Petrus setiap hari melihat batu-batu di sepanjang pantai yang biasa dipakai untuk bahan bangunan.

Roh Kudus memakai pengalaman hidupnya ini untuk menunjukkan kebenaran tentang gereja-Nya. Orang-orang Kristen adalah “batu-batu yang hidup” yang dipakai Tuhan untuk membangun rumah rohani.

Batu-batu yang berkumpul akan tetap menjadi batu dan hanya disebut sebagai timbunan batu, tetapi setelah ditempatkan pada bagiannya masing-masing maka batu-batu itu baru menjadi sebuah bangunan.

Tuhan memanggil kita bukan hanya menjadi timbunan batu tetapi menjadi tempat kediaman bagi Allah yang Maha Kudus.

Rasul Petrus menekankan bahwa setiap orang yang datang kepada Kristus dibentuk menjadi rumah rohani. Di sekolah peran terpenting seorang guru adalah menolong para murid datang kepada- Kristus, Batu yang hidup.

Bagi para murid yang ingin dibentuk, mereka harus mengembangkan talentanya secara efektif dan Kristus harus menjadi pondasinya. Setiap hal yang terjadi di kelas haruslah berhubungan dengan Kristus. Guru perlu memastikan bahwa dasar kurikulum pendidikan dilakukan di atas dasar para rasul dan para nabi (Efesus 2:20) yang merupakan ajaran Perjanjian Lama dan perjanjian Baru Alkitab.

Tugas mendidik seperti tertulis di Efesus 4:15 mencakup “mengatakan kebenaran dalam kasih”. Ketika hal tersebut terjadi, orang akan bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus, yang adalah Kepala.

Dalam ajaran Kristen, tindakan menyatakan kebenaran berpengaruh lebih banyak daripada sekedar kata-kata. Untuk bertindak sebenar-benarnya di dalam kasih kita perlu saling berelasi dan menunjukkan kasih yang Roh Kudus berikan.

Artinya bertumbuh dalam Kristus, kita harus bertumbuh dalam hubungan antar sesama. Bagaimana keadaan hubungan kita dengan sesama kita saat ini ?

Misi: Hidup taat, bersandar dan meneladani Kristus sebagai Batu Hidup.

Doa: Ya Tuhan, tolong kami untuk menjalani hidup taat, bersandar dan meneladani sebagai Batu Hidup dalam kehidupan kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

Gambar/Ilustrasi:

Disusun oleh: Tim Task Force Doa &  Konseling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *