Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: SINNER’S PRAYER (DOA ORANG BERDOSA)

Lukas 18:10-14
(10) “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
(11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
(13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
(14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

 
Doa merupakan komunikasi pribadi seseorang dengan Tuhan. Melalui doa, kita dapat berbicara dengan Tuhan. Memang benar setiap orang diberi kehendak bebas untuk melakukan apa saja. Tetapi jika kehendak bebas itu tidak disertai dengan akal dan hati nurani maka sesuatu yang dikerjakan akan sia-sia.

Bacaan Injil hari ini melukiskan doa dari orang Farisi dan pemungut cukai. Jika dilihat, doa dari kedua orang tersebut berbeda. Di satu pihak, bunyi doa orang Farisi membanggakan diri sendiri.

Bunyi doa yang disampaikan oleh orang Farisi sangatlah tidak sopan dan sombong karena dalam doanya ia mengatakan bahwa ia orang yang berbeda dengan orang lain, bukan perampok dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

Isi doa dari orang Farisi ini menunjukkan seakan-akan ia orang yang paling benar di hadapan Allah. Selain itu, isi doanya mengadili orang lain dan menganggap bahwa orang lain selalu salah dan rendah di hadapan Allah.

Di lain pihak, bunyi doa pemungut cukai bernada penyesalan akan diri sendiri. Isi doa yang disampaikan tidak membanggakan dirinya. Meskipun ia adalah seorang penagih pajak yang suka memeras orang lain tetapi sikap kerendahan hati yang dimilikinya sangat besar.

Hal itu dapat dilihat dari cara ia menyampaikan doanya kepada Allah. Dengan kerendahan hati ia berdiri jauh-jauh, tidak menengadah ke langit, melainkan memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Isi doa dari pemungut cukai kedengaran singkat dan sederhana tetapi sangat bernilai di hadapan Allah karena isi doanya tidak meninggikan dirinya, tidak menyombongkan dirinya dan masih membutuhkan Tuhan untuk membebaskan ia dari segala dosanya.

Inilah bunyi doa yang dibenarkan di hadapan Allah karena doa yang disampaikan penuh dengan kerendahan hati. Karena itu, pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang Farisi tidak.

Dalam hidup ini, kita sering berperilaku seperti orang Farisi. Kita sering mengadili orang lain, merasa diri suci, merasa diri paling benar sehingga orang lain dianggap rendah dan sampah yang tak berguna di hadapan Allah.

Perilaku seperti ini membuat kita lupa akan diri sendiri bahwa kita juga ciptaan yang tak luput dari dosa. Karena itu, bersikaplah rendah hati di hadapan sesama dan Allah agar kita ditinggikan & dimuliakan dalam hidup kita.
                                                                                  
“Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Luk. 18:14)
 
Misi: Merendahkan diri di hadapan Tuhan dan tidak memandang rendah kepada orang lain.

Doa: Ya TUHAN, bantulah kami agar tetap rendah hati di hadapan sesama dan di hadapan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

Gambar/Ilustrasi:

Disusun oleh: Tim Task Force Doa &  Konseling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *